Jumat, 09 Maret 2012

Ohhh,,,Puisi

Rasa Tak Terbilang

Kecepatan cahaya takkan mampu menyaingi
Gravitasi pun takkan mampu mengimbangi
Semua seolah berputar dalam medan magnetmu
Berpusar dan meledak dalam black hole hatiku

Takkan ada lagi fatamorgana dalam khatulistiwa senyumku
Karena  semua membias dalam prisma
Yang berpendar dalam batas antar vektor
Pecah tersepih

Takkan ada lagi candela atau mole
Bahkan newton atau celcius
Karena jumlah cinta dan luka takkan dapat kuhitung
Dengan alat apapun

Takkan ada lagi sin, cos, atau tan
Karena semua rasa berpacu dalam gerak melingkar
Melengkung tak beraturan
Indah membius membutakan

Takkan ada lagi aksi reaksi
Hukum newton takkan berlaku lagi
Karena jalan tak dapat ditentukan
Oleh rumus dan simbol

Semua sesederhana cinta
Yang tak dapat disandingkan dengan gaya, tekanan, atau kecepatan
Semua sesederhana luka
Yang membunuh perlahan tanpa cahaya


Hilang Ingatan

Berat bukan lagi acuan
Sudut bukan lagi patokan
Gravitasi selalu mengada-ada
Gaya normal hilang rupa

Siapa peduli mengapa apel jatuh ke bawah?
Siapa peduli aksi sama dengan reaksi?
Siapa peduli gaya berat mengarah ke gravitasi?
Siapa peduli massa dan akselerasi menghasilkan gaya?

Ketika rasa remuk merintih
Seperti kepak kepih tertitih
Mungkin big bang hanya teori
Dan galaksi hanya ilusi

Sumber :
 


Puisi Lagi...


Malam ini

Ku lihat penanggalan qomariah
karna malam ini adalah bulan purnama
ku coba fokuskan mata pada langit malam
tapi cahayanya hanya beberapa kandela
terhalang awan cumulus nimbus hitam

Di ruang 2 x 3 meter
yang diterangi sinar neon 40 watt
saat hipotalamusku tak bekerja aktif
elektron itu mengalir pada korteks serebrum
flasback pada memory waktu lampau

bayangan magnitudo impianku yang mulai berkurang
tereduksi oleh muatan keterbatasan
melewati titik nadir dalam hidup
hidup seperti roda yang berputar
kini, ku berada di bawah sumbu rotasi

bumi masih terus berotasi
apakah sudah tiba momentumnya
saat gaya itu mulai bekerja
dan hatiku dalam pengaruh medannya

karna evolusi bintang pasti terjadi
lahir bersinar dan akhirnya mati
jika aku diam saja disini
semua pasti tetap terus bergerak

Tapi jika tak ada resultan gaya yang bekerja padamu
akankah hukum Newton III masih berlaku
Ku hanya ingin iman ini stabil
meski ku harus meluruh sekalipun
kusadari radiasi ini menghitamkan hatiku
dan energi yang terbuang percuma

Jika ku harus kehilangan seluruh masa diamku
akankankah semua tetap berjalan pada lintasanNYA
karena ikhlas adalah 1 dibagi 0 dan hasilnya tak terhingga
cintaku hidupku matiku hanya untuk-NYA semata


Cintaku Padamu, oh Fisika…(versi alfa)


Archimedes dan Newton takkan mengerti
Medan magnet yang berinduksi di antara kita
Einstein dan Edison tak sanggup merumuskan E = mc2

Pertama kali bayanganmu jatuh tepat di fokus hatiku…
Nyata,tegak,dan diperbesar dengan dioptri lensa maksimum
Bagai tetes minyak Millikan jatuh di ruang hampa
Cintaku lebih besar dari bilangan avogadro…
Walau jarak kita bagai matahari dan Pluto saat aphelium
Amplitudo gelombang hatimu berinterferensi dengan hatiku
Seindah gerak harmonik sempurna tanpa gaya pemulih
Atau kopel gaya dengan kecepatan angular yang tak terbatas

Energi mekanik cintaku tak terbendung oleh friksi
Energi potensial cintaku tak terpengaruh oleh tetapan gaya
Energi kinetik cintaku = 1/2 mv2

Hukum kekekalan energi tak dapat menandingi kekekalan di antara kita
Lihat hukum cinta kita: Momen cintaku tegak lurus dengan momen cintamu
Menjadikan cinta kita sebagai titik equilibrium yang sempurna
Dengan inersia tak terhingga
Takkan tergoyahkan impuls atau momentum gaya
Inilah resultan momentum cinta kita


Cintaku Padamu, oh Fisika…(versi Beta)

Malam gelap temani sepi
Secercah foton enggan menghampiri
Gelombang nada tiada menemani
Saat intuisi hanyalah ekspektasi

Saat kurasakan getaran cinta
Dengan kecepatan melebihi cahaya
Potensial tangga tak berdaya meluruhkannya
Mungkin ini hanya imajinasi hampa

Dunia kita ialah relativistik
Tampuk tahta bukan mekanika klasik
Tapi cintaku ini tetap deterministik
Dengan kesucian tanpa hukum probabilistik

Walau cinta ini tak bersambut
Walau luka ini sisakan takut
Namun nuraniku senantiasa terpaut
Layaknya katrol pesawat Atwood

Cinta ini takkan pernah bertepi
Seperti osilator harmonik tanpa terhenti
Semua rapi tersusun dalam hati
Bagai kristal tak cacat kisi

Akankah cinta ini kembali?
Menatap bayang indah rajutan mimpi
Ataukah khayal tetap berdiri?
Merusak angan dengan radiasi tinggi


Cintaku Padamu, oh Fisika… (Versi Gamma)

Sendiriku tak sentuh pagi
Bayangmu bagai spektrum pelangi
Rindu ini enyahkan sengat mentari
Melayang jiwaku kalahkan gravitasi

Harapku ini t’lah semu
Apakah hatimu tak kenal diriku?
Meski cintaku tak habis untukmu
Abadi setiaku walau blackhole mengganggu

Cinta ini bagai atom Dalton
Selalu kekal layaknya bilangan baryon
Dengan interaksi kuat adanya pion
Takkan terbagi dalam nukleon

Tak seperti perang nuklir
Walau cinta ini harus berakhir
Saat partikel Higgs terlahir
Ataukah ini titik nadir?

Telah kuarungi gap energi
Untuk meraih cinta ini
Agar puing kasih terangkai kembali
Meski berada di lain galaksi

Saat waktu hilangkan rasa
Kujaga dirimu dalam setia
Karenamu cinta ini tak terhingga
Seperti luas alam semesta


Sumber :