Malam ini
Ku lihat penanggalan qomariah
karna malam ini adalah bulan purnama
ku coba fokuskan mata pada langit malam
tapi cahayanya hanya beberapa kandela
terhalang awan cumulus nimbus hitam
Di ruang 2 x 3 meter
yang diterangi sinar neon 40 watt
saat hipotalamusku tak bekerja aktif
elektron itu mengalir pada korteks serebrum
flasback pada memory waktu lampau
bayangan magnitudo impianku yang mulai berkurang
tereduksi oleh muatan keterbatasan
melewati titik nadir dalam hidup
hidup seperti roda yang berputar
kini, ku berada di bawah sumbu rotasi
bumi masih terus berotasi
apakah sudah tiba momentumnya
saat gaya itu mulai bekerja
dan hatiku dalam pengaruh medannya
karna evolusi bintang pasti terjadi
lahir bersinar dan akhirnya mati
jika aku diam saja disini
semua pasti tetap terus bergerak
Tapi jika tak ada resultan gaya yang bekerja padamu
akankah hukum Newton III masih berlaku
Ku hanya ingin iman ini stabil
meski ku harus meluruh sekalipun
kusadari radiasi ini menghitamkan hatiku
dan energi yang terbuang percuma
Jika ku harus kehilangan seluruh masa diamku
akankankah semua tetap berjalan pada lintasanNYA
karena ikhlas adalah 1 dibagi 0 dan hasilnya tak terhingga
cintaku hidupku matiku hanya untuk-NYA semata
Cintaku Padamu, oh Fisika…(versi alfa)
Archimedes dan Newton takkan mengerti
Medan magnet yang berinduksi di antara kita
Einstein dan Edison tak sanggup merumuskan E = mc2
Pertama kali bayanganmu jatuh tepat di fokus hatiku…
Nyata,tegak,dan diperbesar dengan dioptri lensa maksimum
Bagai tetes minyak Millikan jatuh di ruang hampa
Cintaku lebih besar dari bilangan avogadro…
Walau jarak kita bagai matahari dan Pluto saat aphelium
Amplitudo gelombang hatimu berinterferensi dengan hatiku
Seindah gerak harmonik sempurna tanpa gaya pemulih
Atau kopel gaya dengan kecepatan angular yang tak terbatas
Energi mekanik cintaku tak terbendung oleh friksi
Energi potensial cintaku tak terpengaruh oleh tetapan gaya
Energi kinetik cintaku = 1/2 mv2
Hukum kekekalan energi tak dapat menandingi kekekalan di antara kita
Lihat hukum cinta kita: Momen cintaku tegak lurus dengan momen cintamu
Menjadikan cinta kita sebagai titik equilibrium yang sempurna
Dengan inersia tak terhingga
Takkan tergoyahkan impuls atau momentum gaya
Inilah resultan momentum cinta kita
Cintaku Padamu, oh Fisika…(versi Beta)
Malam gelap temani sepi
Secercah foton enggan menghampiri
Gelombang nada tiada menemani
Saat intuisi hanyalah ekspektasi
Saat kurasakan getaran cinta
Dengan kecepatan melebihi cahaya
Potensial tangga tak berdaya meluruhkannya
Mungkin ini hanya imajinasi hampa
Dunia kita ialah relativistik
Tampuk tahta bukan mekanika klasik
Tapi cintaku ini tetap deterministik
Dengan kesucian tanpa hukum probabilistik
Walau cinta ini tak bersambut
Walau luka ini sisakan takut
Namun nuraniku senantiasa terpaut
Layaknya katrol pesawat Atwood
Cinta ini takkan pernah bertepi
Seperti osilator harmonik tanpa terhenti
Semua rapi tersusun dalam hati
Bagai kristal tak cacat kisi
Akankah cinta ini kembali?
Menatap bayang indah rajutan mimpi
Ataukah khayal tetap berdiri?
Merusak angan dengan radiasi tinggi
Cintaku Padamu, oh Fisika… (Versi Gamma)
Sendiriku tak sentuh pagi
Bayangmu bagai spektrum pelangi
Rindu ini enyahkan sengat mentari
Melayang jiwaku kalahkan gravitasi
Harapku ini t’lah semu
Apakah hatimu tak kenal diriku?
Meski cintaku tak habis untukmu
Abadi setiaku walau blackhole mengganggu
Cinta ini bagai atom Dalton
Selalu kekal layaknya bilangan baryon
Dengan interaksi kuat adanya pion
Takkan terbagi dalam nukleon
Tak seperti perang nuklir
Walau cinta ini harus berakhir
Saat partikel Higgs terlahir
Ataukah ini titik nadir?
Telah kuarungi gap energi
Untuk meraih cinta ini
Agar puing kasih terangkai kembali
Meski berada di lain galaksi
Saat waktu hilangkan rasa
Kujaga dirimu dalam setia
Karenamu cinta ini tak terhingga
Seperti luas alam semesta
Sumber :