EVALUASI PEMBELAJARAN
ALAT-ALAT EVALUASI
Kompetensi dasar
Mendeskripsikan teknik tes dan teknik non tes serta penerapannya pada kegiatan belajar mengajar.
Indikator
· Mahasiswa dapat membedakan tes dan non tes
· Mahasiswa dapat membedakan tes formatif, dan tes sumatif
1. Alat evaluasi Tes
1.1. Pengertian Tes
Tes uraian adalah tes (seperangkat soal yang berupa tugas, pertanyaan) yang menuntut peserta didik untuk mengorganisasikan dan menyatakan jawabannya menurut kata-kata (kalimat sendiri).
Norman (1976) mengemukakan bahwa tes merupakan salah satu prosedur evaluasi yang komprehensif, sistematik, dan obyektif yang hasilnya dapat dijadikan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan dalam proses pengajaran yang dilakukan oleh pelatih. Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tes memiliki peranan yang sangat penting dalam dunia pendidikan.
Secara umum tes diartikan sebagai alat ukur yang dipergunakan untuk mengukur pengetahuan atau penguasaan obyek ukur terhadap seperangkat konten dan materi tertentu. Menurut Sudijono (1996), tes adalah alat atau prosedur yang dipergunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian. Tes dapat juga diartikan sebagai suatu prosedur yang sistematis untuk mengamati atau mendeskripsikan satu atau lebih karakteristik seseorang dengan menggunakan standar numerik atau sistem kategori (Cronbach , 1984).
1.2. Fungsi Tes
Secara umum, ada beberapa macam fungsi tes di dalam dunia pendidikan. Pertama, tes dapat berfungsi sebagai alat untuk mengukur prestasi belajar peserta didik. Kedua, tes dapat berfungsi sebagai motivator dalam pembelajaran. Ketiga, tes dapat berfungsi untuk upaya perbaikan kualitas pembelajaran. Keempat, tes yang dimaksudkan untuk menentukan berhasil tidaknya peserta didik sebagai syarat untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi.
1.3. Penggolongan Tes
Ditinjau dari fungsinya sebagai alat untuk mengukur hasil belajar peserta didik sebagai efek atau pengaruh kegiatan pembelajaran, tes dibedakan menjadi dua golongan:
1. Pertama, tes awal (pre-test). Tes jenis ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui sejauhmana materi pelajaran yang akan diajarkan telah diketahui oleh peserta didik.
2. Kedua, tes akhir (post-test). Tes jenis ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui apakah semua materi pelajaran yang penting telah dikuasai dengan baik oleh peserta didik atau belum.
Ditinjau dari aspek psikis yang akan diungkap, tes dibedakan menjadi lima golongan:
1. Pertama, tes inteligensi (intellegency test) yang dilaksanakan dengan tujuan untuk mengungkap atau memprediksi tingkat kecerdasan seseorang.
2. Kedua, tes kemampuan (aptitude test) yang dilaksanakan dengan tujuan untuk mengungkap kemampuan dasar atau bakat khusus yang dimiliki oleh peserta tes.
3. Ketiga, tes sikap (attitude test) yang dilaksanakan dengan tujuan untuk mengungkap pre-disposisi atau kecenderungan seseorang untuk melakukan sesuatu respon terhadap obyek yang disikapi.
4. Keempat, tes kepribadian (personality test) yaitu tes yang dilaksanakan dengan tujuan untuk mengungkap ciri-ciri khas dari seseorang yang sedikit banyaknya bersifat lahiriah, seperti gaya bicara, cara berpakaian, nada suara, hobi, bentuk tubuh, cara bergaul, cara mengatasi masalah, dan lain sebagainya.
5. Kelima, tes hasil belajar (achievement test) yaitu tes yang dilaksanakan dengan tujuan untuk mengungkap tingkat pencapaian terhadap tujuan pembelajaran atau prestasi belajar.
Ditinjau dari jumlah peserta yang mengikuti tes, maka tes dibedakan menjadi dua golongan:
1. Pertama, tes individual (individual test), yaitu tes dimana pelaksana tes hanya berhadapan dengan satu orang peserta.
2. Kedua, tes kelompok (group test), yaitu tes dimana pelaksana tes berhadapan dengan lebih dari satu orang peserta.
Ditinjau dari waktu yang disediakan bagi peserta, maka tes dibedakan menjadi dua golongan, yaitu power test Power test adalah tes yang tidak ada pembatasan waktu bagi peserta, sedangkan speed test adalah tes yang membatasi waktu pengerjaan tes bagi peserta.
Ditinjau dari bentuk respon, tes dibedakan menjadi dua golongan, yaitu tes verbal adalah tes yang menghendaki jawaban (respon) yang tertuang dalam bentuk ungkapan kata-kata atau kalimat, baik secara lisan maupun secara tulisan, sedangkan tes nonverbal adalah tes yang menghendaki jawaban (respon) dari testee bukan berupa ungkapan kata-kata atau kalimat, melainkan berupa tindakan atau tingkah laku.
Ditinjau dari aspek yang hendak diukur, tes dibedakan atas tes tertulis adalah tes yang mengajukan butir-butir pertanyaan dalam bentuk tertulis dan testee memberikan jawaban juga dalam bentuk tertulis, tes lisan lisan adalah tes yang mengajukan pertanyaan-pertanyaan dalam bentuk lisan dan testee juga memberikan jawaban dalam bentuk lisan, dan tes perbuatan atau tes praktek
Tes tertulis digunakan untuk mengukur aspek kognitif, tes lisan digunakan untuk pendalaman terhadap aspek kognitif yang belum terukur melalui tes tertulis, sedang tes perbuatan atau tes praktek digunakan untuk mengukur aspek psikomotorik atau keterampilan.
2.Alat evaluasi non Tes
2.1. Pengertian non Tes
Teknik evaluasi nontes berarti melaksanakan penilain dengan tidak mengunakan tes. Teknik penilaian ini umumnya untuk menilai kepribadian anak secara menyeluruh meliputi sikap, tingkah laku, sifat, sikap sosial, , dan lain-lain. Yang berhubungan dengan kegiatan belajar dalam pendidikan, baik secara individu maupun secara kelompok.
Nontes adalah cara penilaian hasil belajar peserta didik yang dilakukan tanpa menguji peserta didik tetapi dengan melakukan pengamatan secara sistematis. Cara nontes yaitu pengamatan/observasi, wawancara/interview, angket, dan pemeriksaan dokumen.
2.2.Jenis-jenis non tes
1. Observasi (pengamatan)
Observasi adalah cara menghimpun data yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan.
Observasi dapat dibedakan menjadi 3 macam:
a. Observasi partisipatif dan nonpartisipatif
b. Observasi sistematis dan nonsistematis
c. Observasi eksperimental
2. Wawancara (Interview)
Wawancara adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilaksanakan dengan cara melakukan tanya jawab lisan secara sepihak, berhadapan muka, dengan arah serta tujuan yang telah ditentukan.
Menurut Zakiah Daradjat (1996: 177) Wawancara adalah pertemuan antarpribadi yang dilakukan secara informal antara seorang atau sejumlah murid dengan seorang dewasa untuk memperoleh pendapat otoritatif atas keterangan-keterangan informal mengenai beberapa hal.
Sedangkan menurut Sobry Sutikno (2009:134) wawancara adalah komunikasi langsung antara yang mewawancarai dengan yang diwawancarai.
Tujuan wawancara ialah :
1. Untuk memperoleh informasi guna menjelaskan suatu situasi dan kondisi tertentu
2. Untuk melengkapi suatu penyelidikan ilmiahü
3. Untuk memperoleh data agar dapat mempengaruhi situasi atau orang tertentu.ü
Macam-macam wawancara :
a. Wawancara terpimpin/terstruktur
b. Wawancara tidak terpimpin/tidak terstruktur
3.Angket
Angket adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
Angket adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
Ditinjau dari strukturnya angket dapat dibagi menjadi 2 macam :
1) Angket berstruktur
2) Angket tidak berstruktur
4.Pemeriksaan Dokumen
Untuk mengukur kemajuan belajar peserta didik dapat juga dilakukan dengan tanpa pengujian tetapi dengan cara melakukan pemeriksaan dokumen-dokumen, misalnya dokumen yang memuat informasi kapan peserta didik itu diterima di lembaga kursus tersebut, darimana lembaga kursus asalnya, apakah peserta didik tersebut pernah tidak lulus dalam suatu program, dan sebagainya.
Berbagai informasi yang direkam melalui angket, baik informasi pribadi peserta didik dan lingkungannya akan bermanfaat pada saat-saat tertentu. Dengan demikian, maka dalam pelaksanaan pengukuran hasil belajar tidak semata-mata dilakukan dengan tes, tetapi dapat juga dilakukan dengan menggunakan non-tes, terutama untuk masalah-masalah yang berhubungan dengan masalah kejiwaan peserta didik, seperti persepsi terhadap mata pelajaran tertentu, persepsi terhadap pelatih, minat, bakat, tingkah laku, dan sikap yang tidak mungkin diukur dengan tes.
3.Alat Evaluasi Fomatif
3.1. Pengertian
Tes formatif adalah yang perlu dibahas untuk upaya perbaikan kualitas pembelajaran, tes hasil belajar yang bertujuan untuk mengetahui sudah sejauh manakah peserta didik terbentuk (sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah ditentukan) setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam waktu tertentu. Tes formatif pada dasarnya adalah tes yang bertujuan untuk mendapatkan umpan balik bagi usaha perbaikan kualitas pembelajaran dalam konteks kelas. Tes formatif ini akan memberikan masukan atau umpan balik yang dapat digunakan oleh guru sebagai pengelola kegiatan pembelajaran dalam meningkatkan intensitas proses belajar dalam diri setiap diri peserta didik melalui peningkatan kesesuaian antara tiga unsur, yaitu struktur kognitif peserta didik, karakteristik konsep yang dipelajari, dan strategi pembelajaran yang digunakan.
Tes formatif ini biasa dilaksanakan di tengah-tengah perjalanan program pengajaran, yaitu pada setiap kali satuan pelajaran atau subpokok bahasan terakhir atau dapat diselesaikan. Di sekolah-sekolah, tes formatif ini biasa dikenal dengan ulangan harian. Materi dari tes formatif ini biasanya ditekankan pada bahan-bahan pelajaran yang telah diajarkan. Butir-butir soalnya terdiri atas butir soal yang mudah dan yang susah. Tujuan dari tes sumatif adalah untuk memperbaiki tingkat penguasaan peserta didik dan sekaligus juga untuk memperbaiki proses pembelajaran.
4.Alat Evaluasi Sumatif
4.Alat Evaluasi Sumatif
4.1. Pengertian
Tes ini adalah tes yang dilaksanakan setelah sekumpulan satuan program pengajaran selesai diberikan. Di sekolah, tes ini dikenal dengan istilah ulangan umum atau ebta. Nilai ebta ini dipakai untuk mengisi nilai rapot atau nilai ijazah. Tes ini disusun berdasarkan materi pelajaran yang telah diberikan selama satu catur wulan atau satu semester. Tes sumatif ini dilaksanakan secara tertulis agar semua siswa memperoleh soal yang sama. Butir-butir soal yang dikemukakan dalam tes ini pada umumnya juga lebih sulit daripada butir-butir soal tes formatif.
DAFTAR FUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar